Minggu, 21 November 2010

batu kapur dari lima puluh kota agam

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ANALISIS KUALITAS BATU KAPUR DARI LIMA PULUH KOTA DENGAN MENGHITUNG KADAR CaO DAN MgO










OLEH:

NAMA : PATRO SAPUTRA
NIM : 73172
BP : 2006
PRODI : FISIKA


Dosen Pembimbing:
ARMAN AMIR, S.Si, M.Si



FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)
(2009)
BAB I
PENDAHULUAN

Perguruan Tinggi merupakan pusat pengembangan dan pengkajian IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Di Perguruan Tinggi mahasiswa telah dibekali dengan perkuliahan secara teoritis. Di samping itu mahasiswa juga telah dibekali dengan praktek di laboratorium. Meskipun telah dibekali dengan perkuliahan secara teoritis dan praktek di laboratorium, namun masih merasa belum mencukupi pengetahuan mahasiswa dalam praktek kerja. Hal ini disebabkan praktek di laboratorium masih dalam skala kecil, terbatas dan tidak memperlihatkan kondisi kenyataan dilapangan. Praktek di laboratorium juga memiliki keterbatasan dalam peralatan di kampus.
Kemampuan yang diperoleh oleh mahasiswa selama perkuliahan di kampus, juga dilengkapi dengan pengetahuan mengenai dunia kerja melalui pengamatan langsung di instansi-instansi yang sesuai di luar kampus. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dengan melakukan kerja praktek disuatu instansi. Kerja praktek bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman didunia kerja dan dapat bersaing dalam memperoleh perkerjaan apabila lulus dari universitas. Selain itu mahasiswa juga akan mendapatkan gambaran awal mengenai dunia kerja.
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Universitas Negeri Padang menempatkan kerja praktek sebagai salah satu mata kuliah wajib yang terdapat dalam program studi Fisika. Mata kuliah ini merupakan sarana pembelajaran dalam pengamatan langsung terhadap kerja. Mahasiswa melalui mata kuliah kerja praktek diharapkan dapat menata dan mengembangkan kemampuan. Mahasiswa melalui mata kuliah kerja praktek diharapkan dapat menghasilkan seorang sarjana fisika yang mempunyai kualitas dan kemampuan yang tinggi dalam dunia kerja. Banyak instansi-instansi yang dapat dipilih dalam pelaksanaan kerja praktek yaitu Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat.



Sumatra Barat memiliki banyak sekali kekayaan alam diantaranya adalah batukapur. Batukapur dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik atau secara kimia. Sebagian besar batukapur yang terdapat di alam terjadi secara organik,jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.Batukapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral sekundernya.Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3).
Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3). Penggunaan batukapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan,industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain. Potensi batukapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batukapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat
















BAB II
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Mekanisme Pelaksanaan PKL
Kegitan praktek dilaksanakan di Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat terdiri dari kegiatan di kantor Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan kegiatan di lapangan. Kegiatan di kantor Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat mendapatkan materi tentang geologi dan keadaan geografis Sumatera Barat, mendapatkan materi tentang prinsip-prinsip dari metoda geologi, penjelasan tentang survei lapangan, pengamatan lapisan batuan , melakukan percobaan tentang cara penggunaan alat di laboratorium geologi. Sedangkan Kegiatan di kantor dipandu langsung oleh staf ahli bidang Geologi dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral. Sedangkan kegiatan yang dilakukan di lapangan berupa survei daerah yang akan digunakan sebagai tempat eksplorasi, melakukan eksplorasi dengan metoda geologi secara langsung, pengumpulan data.

B. Deskripsi Instansi Tempat Pelaksanaan PKL
1. Sejarah Singkat Instansi
Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat merupakan gabungan dari Dinas Pertambangan Daerah Propinsi Sumatera Barat dengan Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Barat. Penggabungan dinas ini didasarkan pada Peraturan Daerah No.05 Tahun 2001 yang mengacu kepada Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.
Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Barat berdiri berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi No.124 pada tanggal 3 Februari 1981 dengan kantor wilayah kerja meliputi Propinsi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Setelah terbitnya Surat Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi No.0246 pada tanggal 14 Maret 1990 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Riau mempunyai Kantor Wilayah tersendiri. Dengan demikian, daerah kantor wilayah kerja Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Barat hanya meliputi Sumatera Barat dan Jambi.










Gambar 1.Gedung Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Barat
Terhitungan pada bulan Agustus 2000, Propinsi Jambi mempunyai kantor wilayah tersendiri. Kemudian pada tahun 2001 diadakan penggabungan dengan Dinas Pertambangan daerah dan dinamakan dengan Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Barat yang diresmikan pada bulan Agustus 2001. Pada desember 2008, sesuai dengan perubahan Stuktur Organisasi dan Tata kerja pada pemerintahan provinsi sumatra barat maka nama Dinas Pertambangan dan Energi berganti nama menjadi Dinas Energi Sumber Daya Mineral

2. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi
Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Energi Sumber Daya Mineral. Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dibantu oleh Sekretariat yang berada dibawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Gubernur.

Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat mempunyai beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu :
1. Unit Bidang Mineral, Batu Bara Panas Bumi dan Air Tanah yang bertugas:
a) Sebagai pelaksana pengusahaan pertambangan di Sumatera Barat
b) Mengawasi kegiatan pertambangan di Sumatera Barat
c) Sebagai pelaksana konservasi pertambangan di Sumatera Barat
2. Unit Bidang Geologi yang bertugas :
a) Sebagai pelaksana penelitian terhadap kondisi geologi Sumatera Barat
b) Sebagai pelaksana pelayanan terhadap mitigasi bencana alam
3. Unit Bidang Ketenagalistrikan Minyak dan Gas Bumi yang bertugas:
a) Sebagai pelaksana pengawasan ketenagalistrikan dan migas Sumatera Barat
b) Sebagai pelaksana pengawasan konsumsi minyak dan gas bumi Sumatera Barat.
Bagian susunan organisasi Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat sebagaimana terlampir dalam laporan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah.

1. Aktivitas Instansi
Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekosentrasi di bidang Energi Sumber Daya Mineral. Dinas Energi Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Penyusun kebijakan teknis di bidang Energi Sumber Daya Mineral.
2) Pemberian perizinan dan pelaksanan pelayanan umum lintas Kabupaten dan Kota di bidang Energi Sumber Daya Mineral
3) Pemberian teknis dibidang Energi Sumber Daya mineral lintas Kabupaten dan Kota
4) Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT)
5) Pelaksana utusan tata usaha dinas

C.Aktivitas PKL
1. Ruang Lingkup Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan kerja praktek diawali dengan mendapatkan pengetahuan awal tentang geologi dan keadaan geografis Sumatera Barat secara umum oleh staf ahli bidang Geologi dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral.Selain itu juga diberi wawasan tentang bagaimana realita di lapangan dalam melakukan suatu eksplorasi, khususnya dalam mendeskripsikan batuan.
2. Jadwal PKL
Kerja praktek dilakukan di kantor Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sumatera Barat. Kegiatan ini meliputi mengikuti penjelasan mengenai pengetahuan awal tentang kondisi geografis propinsi Sumatera Barat secara umum yang diberikan oleh staf ahli geologi dinas energi, dilaksanakan mulai tanggal 1 Agustus 2009 sampai tanggal 30 Agustus 2009.
D.Pelaksanaan PKL
Kegiatan Pkl dilaksanakan selama satu bulan. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 1 s/d 30 Agustus 2009 yang bertempat di kantor Dinas Energi Sumber daya Mineral Sumatera Barat. Adapun uraian kegiatan yang dilakukan selama di kantor Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:











Tabel 1. Uraian kegiatan yang dilakukan di Kantor Energi Sumber daya Mineral Sumatera Barat

No Hari/Tanggal Uraian kegiatan Ket
1 Senin / 3 Agustus 2009
Pengenalan struktur organisasi
2 Selasa / 4 Agustus 2009 Pengenalan alat-alat labor beserta fungsinya
3 Rabu / 5 Agustus 2009
Pemberian wawasan tentang geologi
4 Kamis / 6 Agustus 2009
P pengenalan mengenai batuan
5 Jum’at / 7 Agustus 2009
Pengamatan sampel-sampel batuan
6 Senin / 10 Agustus 2009 Pengamatan teknik untuk mendiskripsi batuan
7 Selasa / 12 Agustus 2009 Pengamatan teknik untuk memoles batuan
8 Rabu / 13 Agustus 2009 Pemberian wawasan tentang teori-teori mengenai batuan secara umum
9 Kamis / 14 Agustus 2009 Pemberian materi tentang tata cara eksperimen di laboratorium
10 Jum’at / 15 Agustus 2009
Eksperimen di laboratorium
11 Selasa /1 8 Agustus 2009
Pengenalan terhadap jenis batu kapur
13 Kamis / 20 Agustus 2009 Sejarah pembentukan batukapur dan kaitannya dengan jenis-jenis batukapur
14 Jum’at/ 21 Agustus 2009 Analisis batukapur secara fisik dan kimia
BAB III
ANALISIS KUALITAS BATU KAPUR DARI LIMA PULUH KOTA DENGAN MENGHITUNG KANDUNGAN CaO DAN MgO

A.Tinjauan kondisi riil
Batukapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batukapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengikatnya. Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batukapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit Ca2MgFe (CO3)4), dan magnesit(MgCO3). Penggunaan batukapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan, industri, karet dan ban, kertas dan lain-lain. Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batukapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat
Sampel batukapur yang dianalisis adalah sampel yang telah tersedia di Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatra Barat yang diambil di Kabupaten Lima Puluh Kota. Sampel yang di bawah dari lapangan dibersihkan terlebih dahulu dari zat organik dan sampah lalu dikeringkan pada suhu kamar dalam pan pengering dalam ruangan terbuka. Kemudian sampel dihancurkan berkeping-keping sebesar biji jagung dengan palu geologi, lalu dikuartering dengan alat spiliter kemudian diambil satu bagian lalu dikuartering lagi dan ambil satu bagian. kuartering yaitu pembagian sampel menjadi empat bagian kemudian diambil yang bersilangan dan dua lagi di simpan.Hasil kuartering digerus dengan lumpang sampai halus kemudian diayak dengan ayakan 200 mesh,hasil ayakan berukuran 200 mesh dimasukan ke dalam kantong plastik dan diberi kode sampel GP1-U dan GP2-U kemudian sampel siap di analisis.

A.1.Alat dan bahan yang digunakan
Alat yang digunakan
1. Buret schelbach 50 ml
2. Erlemeyer
3. Pipet gondok 25 ml
4. Palu geologi
5. Pan pengeringan
6. Botol sampel
7. Hot plate
8. Batang pengaduk
9. Kantong sampel
10. Ayakan
11. Pipet takar 10 ml
12. Gelas piala 100 ml
Bahan yang digunakan
1. Sampel 200 ml mesh
2. Trietanol amin 50%
3. EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) 0,02 M
4. Asam klorida
5. Kertas saring whatman no 40 dan 42
6. Kertas lakmus








B.Tinjauan literatur
B.1.Tinjauan teori
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam terutama bahan-bahan galian industri atau bahan tambang , khususnya bahan galian golongan C. Bahan galian ini hampir menyebar diseluruh wilayah di indonesia. Sumber-sumber yang menyebutkan tentang jenis, jumlah cadangan terhitung kualitas, daerah penyebaran serta kengunaannya masih terbatas sekali.hal ini disebabkan , karena banyaknya jenis bahan galian industri,termasuk yang belum diketahui kegunaanya,disamping kualitas yang belum memenuhi persyaratan.Untuk memenuhi kualitas suatu galiaan perlu dilakukan suatu analisis karena persyaratan dari bahan-bahan komoditi tersebut sangat ditentukan oleh komposisinya. metode analisis yang dilakukan yaitu penerapan kadar suatu unsur dengan cara Gravimeter (penimbangan) atau Volumetri (pengukuran volume). sekarang perkembangan analisiss mineral atau bahan galian industri sangat cepat sekali,sejak diperkenalkannya alat-alat instrument seperti Aas, Spektroifotometer, flamefotometer, dan lain-lain.
Batukapur adalah batuan padat dengan komposisinya kalsium karbonat bentuknya berupa pengunungan kapur yang berupa kalsit (kristal kapur) dan kapur yang sudah lapuk. penyelidikan yang dapat dilakukan terhadap batu kapur dengan cara geologi daerah kapur,pemboran-pemboran inti dan sumur explorasi. Batu kapur mempunyai over burden (tanah penutup) yang tipis terdiri dari clay,pasir,dan gravel. bila over buder tersebut keras dilakukan.
Kegunaan batukapur dalam kehidupan manusia antara lain: Penggunaan batukapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas. bahan-bahan bangunan (berupa batuan kapur atau pun dalam bentuk serbuk kapur) ,pengeras jalan bangunan dam , dan bahan mentah dalam pembuatan semen portland , semen alam. Dalam industri keramik, dipakai dalam pembuatan gelas, alat-alat dari gelas dan email.dalam teknologi kimia dipakai untuk membuat kalsium dalam pabrik gula, pembuat gas CO2,CaC ,CaO dan CaCL2 sebagai bahan pewarna dalam industri minyak atau lemak , bahan-bahan kedokteran, pasta, pencegah penyakit tanaman dan dalam pembuatan pupuk.
dalam industri logam dipakai sebagai flux (bahan untuk merendahkan titik lebur) dan bahan- bahan tahan api ,seni budaya dan lithographi. Potensi batukapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batukapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat:
Batukapur untuk semen Portland harus memenuhi kriterial:
CaO : 49-55%
SiO2 : 1-15%
Al2O3 dan Fe2O3 : 5-12%
MgO : <5% Batukapur untuk industri metalargi sebagai Flux, harus memenuhi kriterial sebagai kapur tohor yaitu: CaO : >90%
SiO dan Al2O3 : 6-11,5%
MgO : 4%
Belerang dan fosfat sebaiknya tidak ada.
Batukapur untuk bleaching powdar[CaO (OCl) Cl]harus memenuhi kriterial sebagai kapur tohor yaitu
CaO : >90%
MgO : <2% Fe2O3 : 0,3% Fe2O3 + Al2O3 + MnO2 : <2% SiO2 : <1,5% Batukapur untuk karbit harus memenuhi kriterial sebagai kapur tohor yaitu: CaO : >90%
SiO2 : < 3%
P : <0,95%
Batukapur untuk pembuatan gelas tak berwarna harus memenuhi kriterial sesuai dengan SII.0864-83 antara lain:
Kapur tohor merupakan produksi dari pemanasan (kalsinasi) batukapur pada suhu 900-1100.untuk keperluan tersebut diproduksi beberapa jenis kapur tohor seperti qink lime, fat lime, hydrolic lime dan hydrated lime.dalam proses pemanasan batukapur ini selain diperoleh kapur tohor di dapat pula gas CO yang dapat ditangkap dengan larutan karbonat.
Batukapur dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batukapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang(rumah kerang), siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batukapur dapat berwarna putih susu,abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral yang terkandung .Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batukapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batukapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit(MgCO3).
B.1.1.Kegunaan batu kapur
Tergantung sifat-sifat fisik dan kimianya penggunaan sebagai bahan bangunan ditentukan oleh sifat fisiknya, Sedangkan pada bahan industri di tentukan oleh sifat kimianya. batukapur banyak digunakan sebagai bahan baku semen, karbit, bahan pemutih, penetral keasaman, pupuk industri, keramik, bahan bangunan, bahan ornamen, pengembangan dan pengisian dalam industri cat, kertas, karet dan plastic serta dalam industri farmasi, kosmetik dan industri kimia lainnya.disamping itu daerah yang memiliki tofografi karst dapat dikembangkan menjadi daerah objek wisata.
Pemanfaatan batu kapur
No BIDANG PEMANFAATAN
1 Pertanian Mengurangi derajat keasaman( pH)tanah
Peningkatkan ketersediaan kandungan N,P,Ca,Mg,Na dan KTK tanah.
Mengurangi kandungan Aluminium
Memperbaiki struktur fisik tanah
2 Kontruksi Pondasi bangunan rumah,jalan dan jembatan sebagai pencampur dalam adukan bata/plester

3 Industri Pembuat semen trass atau semen merah.industri keramik,berfungsi menurunkan suhu leleh industri kaca digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan batu silika dengan kandungan CaO2 90% pembuatan karbid dengan kandungan kapur tohor 60% , kokas 40% antrasit, petrolium coke(carbon black).
Untuk peleburan dan pemurnian baja sebagai imbuh pada tanur tiggi.bahan pemutih dalam industri kertas,pulp dan karet pembuatan soda abu proses pengedapan biji logam proses penjerniaan nira tebu dan menaikkan pH nira.
4 Lingkungan Digunakan dalam pengolahan air bersih penetralisir air yang mengandung CO2.


B.1.2 Metode Analisa Yang digunakan
Penelitian terhadap batukapur digunakan tiga macam metode yang sesuai dengan jenis bahan atau parameter yang dianalisis.
1.Metode Gravimetri
Metoda Gravimeter merupakan salah satu metode kuantitatif yang berdasarkan pada berat konstan. Senyawa yang akan dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis sehingga dapat diketahui bobot tetapnya dengan pengukuran berat, karena metode yang di ukur atau ditimbang adalah endapannya, maka endapan itu juga mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1.Kelarutan (daya larut endapan) harus kecil.
2.Sifat endapan harus mudah dipisahkan dari komponen-komponen lainnya dalam larutan contoh.
3.Endapan harus murni dan dapat dimurnikan.
4.Endapan yang terbentuk harus merupakan senyawa sederhana dengan rumus kimia yang pasti sehingga berat molekul dari endapannya dapat dihitung.
Dalam analisis menggunakan metode gravimetric pemisahan unsur atau senyawa murni yang terdapat dalam suatu senyawa dapat dilakukan dengan berbagai cara:

1.Cara pengendapan
Sejumlah contoh ditimbang dengan teliti,lalu dilarutkan dan ditambah pereaksi- pereaksi yang akan membentuk endapan dengan unsur atau senyawa yang dianalisis,kemudian endapan yang didapat diperiksa dan ditimbang.





2.Cara penguapan
Sejumlah contoh ditimbang kemudian dilarutkan, lalu dilakukan penguapan sehingga sebagian besar unsur atau senyawa yang ditentukan dapat dipisakan dari larutan contoh.
3.Cara elektrolisis
Sejumlah contoh ditimbang kemudian dilakukan proses elektolisa,sehingga unsur atau senyawa yang dianalisis akan mengedap, endapan ditimbang dengan teliti.Metode ini digunakan untuk penentuan SiO2 dan hilang atau LOI(loss of ingnition).
2.Metoda Volumetri
Analisa volumetric dilakukan berdasarkan tercapainya titik ekuivalan antara zat yang dititrasi dengan zat penetrasi,yang ditandai dengan adanya perubahan fisika atau kimia dari larutan dengan menggunakan indikator sebagai petunjuk.metode ini dilakukan untuk menentukan kadar CaO, MgO, Al2O3 dan Fe2O3
Klasifikasi metoda volumetric:
1.Titrasi asam basa yangmeliputi reaksi asam dan basa baik kuat maupun lemah.
2.Titrasi pengendapan adalah titrasi yang meliputri pembentukkan endapan,seperti Ag atau Zn dengan K,Fe(CN)6 dengan indikator pengabsorpsi.
3.Titrasi pengompleksometri,sebagian besar meliputi titrasi EDTA, seperti spesifik dan juga dapat digunakan untuk melihan perbedaan pH pada pengompleksometri.
4.Titrasi redoks adalah titrasi yang meliputi hampir semua reaksi oksidasi reduksi.





Kompleksometri merupakan bagian Volumetric dimana selama titrasi terjadi reaksi pengomplekan.reaksi kompleks adalah reaksi antara ion- ion logam atau ion- ion pusat dengan anion-anion /molekul netral/bermuatan(ligan).
Ligan merupakan senyawa yang bermuatan atau netral yang mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat diserahkan secara koordinasi kepada atom atau ion pusat yang dapat membentuk ikatan koordonasi pada senyawa kompleks yang terjadi.ligan dapat dibagi dua kelompok yaitu:
1.Ligan monodentat
Ligan yang dapat memberikan pasangan elektron bebas pada ion pusat membentuk satu buah ikatan koordinasi pada senyawa kompleks yang terbentuk.
2.Ligan polidentat
Ligan yang memberikan lebih dari satu pasang elektron bebas pada atom pusat yang membentuk banyak ikatan koordinasi pada senyawa kompleks yang terbentuk.
3.Metoda Spektrofotometeri
Spektrofotometeri visible adalah suatu metoda analisis yang berdasarkan atas pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu medan cair yang bewarna dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi dan detektor foto tube.
Berdasarkan hukum Lambert Beer dapat dinyatakan dalam suatu rumus yang mempunyai atau memakai konsentrasi ppm adalah :
A= -log %
T= a. b. c
It/Io = 10. b. c
It= intensitas sinar datang (θ)
Io= intensitas sinar diteruskan (θ)
a= konstanta serapan sinar dari jenis medium (θ0)
b= panjang medium atau diameter sel yang dilewati sinar (cm)
c= kepekaan atau konsentrasi medium yang dilewati (mL)
A= Absorban (%)
T= transmitan(%)
Prinsip kerja Spektrofotometer:
Sinar polikromatis yang dari sumber cahaya masuk melalui celah dan diteruskan ke lensa untuk mendapatkan sinar polikromatis yang sejajar.kemudian sinar polikromatis tersebut dilewatkan pada prisma sehingga oleh prisma sinar polikromatis akan didispersi menjadi bermacam-macam sinar monokromatis dengan panjang yang berbeda-beda.oleh lensa fokus sinar monokromatis yang mempunyai panjang gelombang sama akan disatukan.Sinar monokromatis dengan panjang gelombang tertentu yang diinginkan akan melewati celah keluar menuju kelarutan sampel.oleh sebagian sampel sinar akan diserap dan sebagian lagi akan diteruskan.sinar yang diteruskan akan selanjutnya ditangkap oleh detector yang kemudian dirubah menjadi arus listrik yang sebanding(masih lemah) dan diperkuat oleh amplifier.dengan adanya arus listrik akan menyebabkan jarum galvanometer bergerak melakukan pembacaan baik % Tranmitan(%T) atau pun absorban. metode ini digunakan untuk penentuan TiO2,MnO dan P2O5





Klasifikasi Batuan
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.akan dijelaskan secara singkat satu persatu beserta contohnya sebagai berikut:
Batuan beku (igneous rocks) adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite
Batuan sedimen (sedimentary rocks) adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi.
Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batu gamping terumbu.
Batuan metamor (batuan malihan) adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang.
Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”





2. Hasil dan Analisa
2.1. Penentuan kadar CaO dan MgO
Penetapan kadar CaO
Yang digunakan adalah cara titrasi pembentukan komplek dengan EDTA (ethylenediamine tetraacetic acid) menggunakan indikator calcon.untuk menghindari dari ganguan dari logam lain ditambahkan triethanol amain yang akan mengikat logam-logam Fe dan Al membentuk senyawa komplek yang tidak bereaksi dengan ETDA (ethylenediamine tetraacetic acid).

Cara kerja:
Memasukan batukapur Pada pipet gondok 25 ml kemudian dilarutkan lalu dimasukkan dalam gelas piala 100 ml dan di tambah sepotong kertas lakmus merah.dipanaskan sampai mendidih di atas hot plate dan masukkan kertas lakmus kedalam gelas piala yang berisi katukapur yang dipanaskan tunggu sampai kertas lakmus berubah warna menjadi biru. kemudian didinginkan dan disaring dengan kertas saring whatman no 40 dan hasilnya di tampung dengan Erlenmeyer 250 ml,residu(sisa) di cuci dengan aquades.kemudian hasilnya ditambahkan 10 ml triethanol Amin 50% dan 10 ml KOH 25% dan ditambahkan indikator calcon 1% secukupnya, dititar dengan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid ) 0,02 M sampai larutan berubah warna dari merah menjadi biru.

Penetapan kadar MgO
Yang digunakan adalah cara titrasi pembentukan komplek dengan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid ) menggunakan indikator EBT. reaksi pengomplekan ion Mg(11) dengan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid )optimum pada suasana basa pH 10 dengan menggunakan indikator EBT dengan titik akhir titrasi yang sangat jelas.untuk menghindari gangguan dari logam lain di tambahkan triethanol amin yang akan mengikat logam-logam Fe dan Al membentuk senyawa komplek yang tidak bereaksi dengan EDTA.


Cara kerja :
Memasukan batukapur Pada pipet gondok 25 ml kemudian dilarutkan lalu dimasukkan dalam gelas piala 100 ml dan di tambah sepotong kertas lakmus merah.dipanaskan sampai mendidih di atas hot plate dan masukkan kertas lakmus kedalam gelas piala yang berisi batukapur yang dipanaskan tunggu sampai kertas lakmus berubah warna menjadi biru. kemudian didinginkan dan disaring dengan kertas saring whatman no 40 dan hasilnya di tampung dengan Erlenmeyer 250 ml,residu(sisa) di cuci dengan aquades.kemudian hasilnya ditambahkan 10 ml triethanol Amin 50% dan 10 ml KOH 25% dan ditambahkan indikator calcon 1% secukupnya, dititar dengan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) 0,02 M sampai larutan berubah warna dari merah menjadi biru.
2. Hasil penetapan kadar CaO dan MgO
kode contoh berat contoh(g) ml EDTA CaO ml EDTA MgO %CaO %MgO
GP1-U 0,5007 24,73 2.11 55,33 % 3,38 %
GP2-U 0,5015 20,70 25,10 46,2293 % 7,07 %

dari hasil analisis mineral yang terkandung dalam contoh batukapur yang dilakukan di dinas Energi Sumber Daya Mineral Sumatra Barat, maka didapatkan mineral batukapur mengandung kadar CaCO3 dan CaO yaitu: CaO contoh GP1-U = 55,33 % CaO contoh GP2-U = 46,2293 %
sifat dan kegunaan batukapur adalah bahan pembuatan semen portland dan industri pembuatan gelas tak berwarna,maka sangat diperlukan kadar CaO yang tinggi. maka untuk menentukan jenis batukapur yang baik untuk bahan industri adalah hasil analisis laboratorium yang akurat dan teliti.untuk meningkatkan nilai tambah dari batukapur, maka sebelum digunakan sebagai bahan produksi sebaliknya dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu.




3.Rekomendasi
Contoh batukapur yang telah dianalisis mengandung kadar CaO dan CaCO3 yang baik ,yaitu:
CaO Contoh kode GP1-U CaO=55,33%
CaO contoh GP2-U=46,2293%
Dengan demikian dari batukapur yang mempunyai kadar di atas telah memenuhi standar yang dapat digunakan untuk semen portland dan industri pulb.
Sifat dan kengunaan dari batukapur bahan untuk pembuatan semen portland dan industri pembuatan gelas tak berwarna,maka sangat diperlukan kadar CaO yang tinggi.maka untuk menentukan jenis batukapur yang baik untuk bahan industri adalah hasil dari analisis laboratorium yang akurat dan teliti.
Untuk meningkatkan nilai tambah dari batukapur,maka sebelum digunakan sebagai bahan produksi sebaiknya di lakukan proses pemurnian terlebih dahulu.


















BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap batukapur di laboratorium Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatra Barat, maka didapat hasil sebagai berikut:
Contoh batukapur yang telah dianalisis mengandung kadar CaO dan CaCO3 yang baik ,yaitu:
CaO Contoh kode GP1-U CaO = 55,33%
CaO contoh GP2-U = 46,2293%
Dengan demikian dari batukapur yang mempunyai kadar diatas telah memenuhi standar yang dapat digunakan untuk semen portland dan industri pulp.
Sifat dan kengunaan dari batukapur bahan untuk pembuatan semen portland dan industri pembuatan gelas tak berwarna,maka sangat diperlukan kadar CaO yang tinggi.maka untuk menentukan jenis batukapur yang baik untuk bahan industri adalah hasil dari analisis laboratorium yang akurat dan teliti.Untuk meningkatkan nilai tambah dari batukapur, maka sebelum digunakan sebagai bahan produksi sebaiknya di lakukan proses pemurnian terlebih dahulu.
B.saran
Hendaknya dari analisis batukapur dapat ditindak lanjuti sebagai bahan komoditi industri di Sumatra Barat. Dari yang dilakukan dan hasil yang di dapat maka contoh batukapur sebelumnya dianalisis sebaiknya dilakukan pemurniaan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga dapat digunakan untuk bahan industri. Di masa yang akan datang hendaklah lebih giat menggali potensi sumber daya alam yang ada di Sumatra Barat





DAFTAR PUSTAKA
Anonimus,”laporan pratikum kerja lapangan dinas pertambangan dan energi”,2001
Batuan sedimen.
Kusumo Wasito b yudo,ir,”Mineral dasar’’bina cipta,1987
Pratama yogi,”laporan pratikum kerja lapangan’’Dinas pertambangan dan energi sumatra barat,2003
Khopkar S.M,”Konsep Dasar Kimia Analitik,”Terjemahan A Saptokoharjo.Universitas Indonesia UI-Press
Istijono,Bambang,ME,”potensi pertambangan dan energi provinsi sumatra barat”,Padang,2006.

1 komentar:

  1. Casino, Hotel & RV Park in Ledyard, NY - Mapyro
    Find your way 아산 출장마사지 around 동해 출장샵 the 거제 출장마사지 casino, find what excites and entertain you. Check out the 세종특별자치 출장마사지 map for your favorite games and see your favorite casinos. 구미 출장마사지

    BalasHapus